In the market, in the cloister-only God I saw. In the valley and on the mountain-only God I saw. Him I have seen beside me oft in tribulation; In favour and in fortune-only God I saw. In prayer and in fasting, in praise and contemplation, In the religion of the Prophet-only God I saw. Neither soul nor body, accident nor substance, Qualities nor causes-only God I saw. Opened mine eyes and by the light of His face around me In all the eye discovered-only God I saw. Like a candle I was melting in his fire; Amidst the flames outflashing-only God I saw. Myself with mine own eyes I saw most clearly, But when I looked with God's eyes-only God I saw. I passed away into nothingness, I vanished, And so, I was the All-living-only God I saw.
Di pasar, di kaki lima hanya Tuhan ku lihat. Di lembah dan di gunung-hanya Tuhan kulihat. Dia telah aku lihat di sampingku ketika dalam kesusahan; Dalam pertolongan dan dalam keberuntungan-hanya Tuhan yang ku lihat. Dalam doa dan puasa, dalam pujian dan tafakur, Dalam agama Nabi-nabi - hanya Tuhan yang aku lihat. Baik tubuh maupun jiwa, kemalangan juga, zat Kualiti atau Tuhan menyebabkan-satunya yang saya lihat. Dibuka tambang mata dan cahaya wajah-Nya di sekitar saya Dalam semua mata mencari Tuhan-satunya yang saya lihat. Seperti lilin aku mencair dalam api itu; tengah api outflashing Tuhan-satunya yang saya lihat. Diriku dengan mataku sendiri aku melihat paling jelas, Tetapi ketika aku melihat dengan mata Tuhan Allah-satunya yang saya lihat. Aku meninggal dunia menjadi kehampaan, aku lenyap, Dan jadi, aku adalah Allah All-hidup-satunya yang saya lihat
No comments:
Post a Comment